Hujan Buatan Di Indonesia
Pemprov dorong penggunaan TMC dan sumur bor
Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, telah mendorong penggunaan TMC untuk mengatasi kekeringan. Dia menginstruksikan BPBD untuk berkoordinasi dengan BNPB agar bisa menggunakan TMC.
"TMC ini untuk menciptakan hujan buatan. Langkah ini juga kita tempuh, sementara berkoordinasi dengan BNPB," kata Bahtiar.
Selain itu, dia juga meminta agar pembangunan sumur bor bisa dipercepat. Setidaknya ini bisa menjadi solusi jangka pendek untuk mengatasi kekeringan ekstrem yang saat ini dialami masyarakat.
"Untuk mengatasi kekeringan ekstrem saat ini, kita percepat pembangunan sumur-sumur bor kita. Bukan hanya pemerintah provinsi, tapi juga pemerintah daerah dan jajaran Forkopimda," kata Bahtiar.
Baca Juga: Tiga Daerah di Sulsel Masuk Kategori Tanggap Darurat Kekeringan
Makassar, IDN Times - Pj Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Andi Muhammad Arsjad mengatakan musim kemarau diperkirakan berlangsung lebih lama tahun ini. Menurut data dari BMKG, kemungkinan musim hujan baru tiba pada pekan kedua November 2023.
Arsjad mengimbau masyarakat tidak panik terhadap kemungkinan kemarau panjang. Dia menyatakan Pemprov Sulsel mengupayakan berbagai langkah, salah satunya teknologi modifikasi cuaca untuk menghasilkan hujan buatan.
"Pelaksanaan TMC ini sementara dikoordinasikan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana," kata Arsjad dalam keterangannya yang dikutip, Sabtu (7/10/2023). "Masyarakat tidak perlu panik, pemerintah sedang mengupayakan berbagai langkah untuk menghadapi kekeringan ekstrem saat ini," ujarnya.
Baca Juga: 153 Hektare Lahan Pertanian di Sulsel Gagal Panen Imbas Kemarau
Baru sebagian daerah di Sulsel dilanda hujan pada Oktober 2023
Arsjad mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari BMKG Makassar. Diketahui bahwa secara umum wilayah Sulsel diprakirakan memasuki musim hujan pada November hingga Desember 2023, dengan puncak musim hujan pada Bulan Januari dan April 2024.
Untuk Oktober 2023, menurut BMKG, baru sebagian kecil daerah di Sulsel yang terjadi hujan. "Laporan BMKG, pada Bulan Oktober 2023 ini, curah hujan diprakirakan antara 0 - 400 mm. Daerah dengan intensitas curah hujan sangat tinggi terjadi di wilayah Luwu Utara dan sebagian kecil Pangkep," kata Arsjad.
Upaya hujan buatan menunggu kondisi awan ideal
Kepala Pelaksana BPBD Sulsel, Amson Padolo mengatakan, sesuai arahan Pj Gubernur, penggunaan TMC harus dilakukan segera. Namun upaya menghasilkan hujan buatan harus menunggu kondisi ideal, yaitu berkumpulnya awan dengan kriteria tertentu.
"Teknologi modifikasi cuaca akan kita lakukan, tapi menunggu kondisi awannya memungkinkan. Semoga bisa secepatnya," kata Amson.
Mobil Buatan Indonesia Semakin Tenar di Luar Negeri
Senin, 18 November 2024 - 12:46 WIB
Jakarta, VIVA – Pada Oktober 2024, ekspor mobil dari Indonesia mengalami peningkatan signifikan, terutama ditopang oleh kendaraan dalam bentuk Completely Built Up (CBU) yang mendominasi pasar ekspor.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Gaikindo, total ekspor mobil Indonesia mencapai 46.703 unit pada Oktober, naik tipis sebesar 1,3% dibandingkan bulan sebelumnya.
Dari penelusuran VIVA Otomotif, Senin 18 November 2024, Toyota tetap menjadi pemimpin ekspor dengan volume mencapai 16.019 unit CBU atau sekitar 35,2% dari total ekspor mobil Indonesia.
Mitsubishi Motors menyusul dengan ekspor sebesar 11.981 unit CBU, yang menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 49% dibandingkan bulan September.
Hyundai juga berkontribusi dengan ekspor sebanyak 4.141 unit, meskipun ada penurunan sekitar 43% dari bulan sebelumnya.
Selain CBU, Indonesia juga mengekspor kendaraan dalam bentuk Completely Knocked Down (CKD), meskipun volumenya lebih kecil dibandingkan CBU.
Pada bulan Oktober, ekspor kendaraan CKD mencapai sekitar 4.524 unit, dengan Mitsubishi menjadi penyumbang terbesar di segmen ini, mencatat ekspor 3.060 unit CKD.
Keberhasilan ini didorong oleh meningkatnya permintaan di pasar global, terutama dari negara-negara di kawasan Asia dan Timur Tengah. Kendaraan CBU asal Indonesia yang siap pakai lebih diminati karena kualitasnya yang bersaing dan efisiensi waktu pengiriman.
Di sisi lain, ekspor CKD banyak diminati oleh negara-negara yang ingin melakukan perakitan di dalam negeri untuk mengurangi biaya impor.
Secara keseluruhan, dalam periode Januari hingga Oktober 2024, Indonesia telah mengekspor lebih dari 391 ribu unit mobil (terutama CBU) ke berbagai negara.
Selain CBU, Indonesia juga mengekspor kendaraan dalam bentuk Completely Knocked Down (CKD), meskipun volumenya lebih kecil dibandingkan CBU.
Bus Simulator Indonesia
Bus Simulator Indonesia atau sering disebut BUSSID adalah salah satu game simulasi paling populer di Indonesia.
Dikembangkan oleh Maleo, game tersebut mengajak pemain untuk merasakan sensasi jadi sopir bus di berbagai kota di Indonesia.
Grafis realistis dan fitur kustomisasi bus yang lengkap bikin game BUSSID digemari banyak pemain.
Berikutnya ada Warnet Simulator, game simulasi unik di mana kamu berperan jadi penjaga warnet.
Judul garapan Akhir Pekan Studio tersebut menawarkan berbagai tantangan, seperti mengatur keuangan, memperbaiki komputer, dan menjaga kepuasan pelanggan.
Dengan gameplay adiktif dan humor khas, Warnet Simulator jadi salah satu game simulasi yang wajib dicoba.
Baca Juga: Ada Tahu Bulat dan Bakso, ini 5 Game Simulator Masakan Indonesia. Bisa Kamu Mainkan di Android
Juragan Terminal adalah game simulasi di mana pemain bertugas mengelola terminal bus.
Judul garapan Keong Games ini menantang pemain untuk mengatur jadwal berangkat, mengelola keuangan, dan memastikan kenyamanan penumpang.
Selanjutnya ada Tahu Bulat, game simulasi dari Own Games yang mengangkat tema kuliner Indonesia.
Pemain berperan sebagai penjual tahu bulat yang harus mengelola bisnisnya agar sukses.
Dengan fitur kustom dan ragam tantangan menarik, Tahu Bulat menjadi salah satu game simulasi populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: 5 Game Manajer Sepak Bola Terbaik Android 2024, Mewujudkan Impian jadi Pelatih Top
Terakhir ada Kota Kita, game simulasi city building yang dikembangkan oleh Agate.
Dalam game ini, kamu ditantang untuk membangun dan mengelola kota impian, mulai dari infrastruktur sampai dengan layanan publik.
Grafis menawan dan gameplay kompleks bikin game Kota Kita lebih mendalam dan memuaskan.***
Awal musim hujan diprediksi November 2023
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai BMKG Wilayah IV Makassar, Hanafi Hamzah, mengatakan bahwa kemungkinan musim hujan akan dimulai sekitar akhir Oktober atau awal November 2023. BMKG berharap musim hujan sudah masuk sekitar tanggal 11-20 November 2023.
Musim hujan ditandai dengan jumlah curah hujan dalam 10 harian melebihi 50 mm. Hal ini diikuti oleh dekade atau dasarian 10 harian dengan jumlah yang sama lebih dari 50 mm.
"Jadi jangan dikatakan baru hujan sehari sudah musim hujan," kata Hanafi.
Baca Juga: Cadangan Beras Sulsel Diklaim Aman meski Ada Ancaman Kekeringan
Pemprov juga upayakan pengadaan sumur bor
Kemarau panjang menjadi atensi Pj Gubernur Bahtiar Baharuddin. Dia meminta kepada pemerintah daerah untuk melakukan optimalisasi segenap kemampuan untuk mengatasi darurat bencana kekeringan kemarau panjang akibat El Nino.
Upaya yang bisa dilakukan Pemprov dan Pemerintah Daerah, antara lain dengan pemanfaatan Bantuan Tidak Terduga (BTT) untuk kegiatan tanggap darurat dengan pembuatan sumur-sumur bor untuk air bersih masyarakat. Kemudian, cegah gagal panen untuk tanaman-tanaman masyarakat, serta mengatasi kekurangan pasokan makanan bahan pokok untuk daerah tertentu.
Baca Juga: Puncak Kemarau, Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan di Sulsel Meningkat
FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Makassar kini masih dilanda kekeringan. Mengatasi hal itu, salah satu cara menanggulangi diwacanakan dengan membuat hujan buatan.
Hal itu diungkapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar. Meski begitu, rencana itu hingga kini belum terwujud.
BPBD Makassar mengaku hingga kini belum bisa membuat hujan buatan. Pasalnya, bibit awan di langit kota Makassar dan sekitarnya tak kunjung muncul.
"Belum ada, saat ini di sekitar Kota Makassar masih langit biru, makanya kita belum bisa lakukan hujan buatan," kata Kepala BPBD Kota Makassar Achmad Hendra, Sabtu (14/10/2023).
Ia menjelaskan, harus ada bibit awan yang disemai terlebih dahulu untuk memunculkan hujan, sehingga saat ini hujan buatan belum bisa dilakukan.
"Kalau hujan buatan yah, itu belum bisa lakukan. karena itu hujan buatan kan bukan langsung hujan serta merta kita bikin tapi harus ada bibit-bibit awan itu supaya bisa disemai menjadi hujan," jelasnya.
Kata Achmad, dari informasi yang ia dapat dari Badan Meteorologi , Klimatologi dan Geofisika(BMKG) musim penghujan nanti diprediksi awal November mendatang.
"Itu awal november berdasarkan informasi dari BMKG secara umum nanti bakal masuk musim hujan, baru masuk yah, bukan langsung hujannya jadi mungkin akhir november baru bisa ada hujan tergantung kondisi cuaca lagi itu," tuturnya.
Untuk itu, ia membeberkan dirinya telah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi untuk melakukan hujan buatan jika terdapat bibit awan mendatang.
"Iya jelas pastimi itu, saat ini kita juga sudah lakukan koordinasi dengan BPBD Provinsi terkait rencana hujan buatan ini," pungkasnya.
MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, mengungkapkan penggunaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) tidak dapat digunakan untuk mengatasi kekeringan yang terjadi saat ini di Kota Makassar.
Hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang saat ini cerah tanpa awan, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan TMC seperti hujan buatan.
Menurut Danny Pomanto, sapaan akrabnya mengatakan hujan buatan hanya dapat dilakukan jika muncul awan-awan kumulus.
"Tidak bisa karena dia blue sky, kecuali ada awannya baru bisa. Kayak awan komulus, biasanya bisa kalau ada awan awan itu," terang Danny Pomanto, Kamis (21/9).
Meski begitu, Danny menyebut jika terdapat bibit-bibit awan maka akan dilakukan hujan buatan.
Tak hanya itu, Danny membeberkan dibeberapa daerah di Sulawesi Selatan telah terjadi hujan dengan intensitas rendah atau gerimis. Yakni yang terjadi di Teluk Bone dan Kota Parepare.
"Iya (hujan buatan), karena teman teman angkatan udara bilang kalau blue sky itu tidak bisa hujan buatan," tutup Danny.
Hal senada juga diungkapkan oleh, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Hendra Hakamuddin menyebut penggunaan TMC tidak dapat dilakukan karena kondisi cuaca di Kota Makassar saat ini yang dpengaruhi oleh dampak fenomena El Nino membuat kelembaban udara yang sangat rendah.
Sehingga, tidak dapat membentuk awan yang seharusnya dapat membantu proses TMC. Meski begitu, Hendra mengungkapkan optimisme penerapan TMC dapat dilakukan, apalagi akan memasuki mmusim penghujan.
"Beberapa daerah telah merasakan guyuran hujan, meskipun belum dengan intensitas tinggi. Ini bisa menjadi tanda positif untuk TMC ke depannya," pungkas Hendra.
Diketahui, Kekeringan yang melanda Kota Makassar makin meluas dengan sebaran 8 kecamatan yang terdampak. Yakni di Kecamatan Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea, Panakkukang, Biringkanaya, Bontoala, Makassar dan Manggala.
Berbagai langkah upaya telah dilakukan Pemerintah Kota Makassar untuk mengatasi kekeringan yang terjadi akibat dampak dari fenomena El Nino. Seperti, pendistribusian air bersih ke masyarakat dan titik sumur bor untuk sumber air. (Shasa/B)
MAKASSAR, INIKATA.co.id – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui BPBD Sulsel mengumumkan bahwa hujan ringan mulai turun. Meski demikian, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan masih harus tetap dilakukan.
Kepala BPBD Sulsel, Amson Padolo mengungkapkan akan melakukan koordinasi lagi dengan BMKG. Guna memastikan perkiraan cuaca di daerah mana yang dapat diturunkan hujan buatan.
“Kita lihat kemungkinan karena laporan BMKG sudah masuk banyak hujan ringan turun di Sulsel, menurut laporan BMKG sudah masuk musim penghujan dasarian ketiga,” kata Amson saat ditemui di Rujab Gubernur Sulsel, Senin (13/11) kemarin.
TMC ini kata Amson, penting dilakukan dalam mengatasi kekeringan ekstrem yang menyebabkan gagal panen hingga krisis air bersih.
“Jadi mensemai itu di daerah Maros Gowa, Bone, Sinjai, Parepare, Pinrang itu disemai dan laporan hasil semainya sudah ada hujan di daerah-daerah itu,” tukasnya.
Anggaran untuk melakukan hujan buatan ini kata Amson berasal dari biaya tak terduga Pemprov Sulsel sebesar Rp1,1 miliar.
“Apabila peluang hujan di Sulsel sudah nampak besar melihat data dan informasi dari BMKG, maka TMC akan dihentikan. Namun jika belum akan kembali dilanjutkan apabila melihat kondisi memungkinkan,” bebernya.
Sebelumnya Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin mengungkapkan bahwa telah menyiapkan tim demi percepatan turunnya hujan di Sulsel.
“Di Makassar sudah mulai rekayasa hujan tanggal 6-12 (November), saya siapkan tim dari jakarta lagi nebar garam insya Allah satu Minggu ini sudah ada percepatan Hujan di Sulsel,” ujarnya.
Bahtiar mengaku menyiapkan rekayasa hujan karena melihat awan sudah mulai tebal. Kendati begitu ia tetap memastikan terlebih dahulu melalui data dan informasi dari BMKG.
“Mudah-mudahan rekayasa hujan kalau memang awan tebal saya juga mendorong agar melakukan rekayasa hujan, nanti kami coba koordinasikan dengan teman-teman TNI AU dan BPBD pak Amson, supaya kalau awannya sudah tebal memungkinkan melakukan rekayasa hujan,” jelasnya. (C/Fadli)
MAKASSAR, INIKATA.co.id – Sejumlah daerah mulai dibasahi hujan buatan atau Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Langkah ini guna atasi kekeringan yang terjadi dibeberapa wilayah di Sulsel.
Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Amson Padolo mengatakan pihaknya telah melakukan rekayasa hujan buatan. Sudah dilakukan selama tiga hari sejak Senin (6/11) Kemarin di sejumlah kabupaten kota.
“Jadi memang ini sudah tiga hari, sejak Senin itu tim dari Mabes, mereka yang bawa kesini, itu kan kerjasama dari BRIN, TNI dan BPBD, sudah ada di Makassar, mereka telah melakukan rekayasa hujan sejak Senin, Selasa, Rabu,” kata Amson, Jumat (10/11/2023).
Rekayasa tersebut disemai menggunakan bubuk garam NaCI. Kata Amson, rekayasa hujan tersebut masih diprioritaskan di daerah yang masuk dalam kekeringan ekstrem dan daerah yang potensi awannya sudah memungkinkan. Sedangkan Makassar belum termasuk.
“Tapi mereka lakukan itu di beberapa daerah yang berpotensi hujan dan beberapa daerah yang masih dalam kekeringan yang ekstrem. Yang kita isi adalah kantong-kantong air yang di Maros dan Gowa, tapi Makassar belum karena kondisi awan juga belum memungkinkan di Makassar,” jelasnya.
Selain itu, bagi daerah yang mempunyai wadah mengantongi air juga diprioritaskan. Seperti Kabupaten Maros dan Gowa. Ini diutamakan agar memaksimalkan potensi air untuk kebutuhan di sektor pertanian.
“Yang kita lakukan di daerah Maros, Gowa Barru, Pangkep, termasuk kita TMC ialah bagaimana memaksimalkan sumber-sumber bendungan untuk air bersih dan bagaimana mengatasi kekeringan dan daerah-daerah lumbung pangan,” tukasnya.
“Makassar mungkin nanti susulan tapi kantong air itu sudah kita buat rekayasa hujan, makanya beberapa hari ini kantong air di PDAM sudah terisi kantong-kantong airnya kan,” tambah dia.
Kendati begitu, dia mengatakan daerah yang sudah disemai melalui hujan buatan ini, boleh jadi tertiup angin ke daerah lain. Sebab, bulan ini kekuatan angin sudah mulai cukup kencang.
“Sudah ada beberapa daerah itu termasuk daerah Bone, Sinjai makanya beberapa hari lalu ada hujan. Itu namanya daerah semai tapi belum tentu hujan turun disitu karena bisa jadi di tiup angin kan jadi bisa saja terbang di daerah lain,” ujarnya.
Program ini baru berjalan tiga hari, dan akan dilanjutkan lagi tim dari BRIN dan TNI menyelesaikan tugasnya di Surabaya. “Hari kamis kemarin berhenti karena dia lakukan TMC di Surabaya. Iya masih balik lagi untuk lanjut itu,” ucap Amson.
Lebih lanjut, Mantan Kadis Kominfo ini menegaskan bahwa program TMC sebagai tindaklanjut dari arahan Penjabat Gubernur Sulsel untuk antisipasi kekeringan.
“Dimasa transisi ini pak gubernur meminta kepada kita untuk lakukan rekayasa hujan antispasi kekeringan Ekstrem. Selain TMC beliau lakukan sumur bor sebanyak 60 titik di berbagai kabupaten kota. Ini juga yang bekerjasama dengan Kodam,” tandasnya.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin meminta ke stakeholder terkait untuk menyiapkan rekayasa hujan karena awan sudah mulai tebal. Kendati begitu, lanjut dia tetap memastikan terlebih dahulu dengan BMKG.
“Mudah-mudahan rekayasa hujan kalau memang awan tebal saya juga mendorong agar melakukan rekayasa hujan, nanti kami coba koordinasikan dengan teman-teman TNI AU dan BPBD pak Amson, supaya kalau awannya sudah tebal memungkinkan melakukan rekayasa hujan,” jelasnya. (B/Fadli)
Ini Alasan BPBD Makassar Belum Bisa Membuat Hujan Buatan
Oleh | Senin, 20 November 2023 | 13:32 WITA
MAKASSAR, LINKSULSEL.COM- Makassar kini masih dilanda kekeringan. Mengatasi hal itu, salah satu cara menanggulangi diwacanakan dengan membuat hujan buatan.
Hal itu diungkapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar. Meski begitu, rencana itu hingga kini belum terwujud.
BPBD Makassar mengaku hingga kini belum bisa membuat hujan buatan. Pasalnya, bibit awan di langit kota Makassar dan sekitarnya tak kunjung muncul.
“Belum ada, saat ini di sekitar Kota Makassar masih langit biru, makanya kita belum bisa lakukan hujan buatan,” kata Kepala BPBD Kota Makassar Hendra Hakamuddin.
Ia menjelaskan, harus ada bibit awan yang disemai terlebih dahulu untuk memunculkan hujan, sehingga saat ini hujan buatan belum bisa dilakukan.
“Kalau hujan buatan yah, itu belum bisa lakukan. karena itu hujan buatan kan bukan langsung hujan serta merta kita bikin tapi harus ada bibit-bibit awan itu supaya bisa disemai menjadi hujan,” jelasnya.
Kata Achmad, dari informasi yang ia dapat dari Badan Meteorologi , Klimatologi dan Geofisika(BMKG) musim penghujan nanti diprediksi awal November mendatang.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar Danny Pomanto menginstruksikan PDAM Makassar untuk mencari sumber air baku menghadapi musim kekeringan.
Salah satu usulan Danny Pomanto untuk mengatasi krisis air bersih yakni menggandeng ahli geologi Universitas Hasanuddin untuk menemukan sumber-sumber air.
Menurut Danny Pomanto, geologi Unhas memiliki alat geolistrik yang bagus untuk mengidentifikasi air tanah yang punya kualitas bagus.
“Teman-teman di Unhas, kan dia punya geolistrik yang bagus, jadi mereka mencari air yang terbaik di musim kemarau, air dalam tanah,” katanya.
“Geolistrik itu mampu menggambarkan kualitas air, jadi pH nya bisa dilihat walaupun belum di tes, volumenya bisa diukur. Saya sudah perintahkan cari itu sekarang," sambungnya.
Hujan buatan bukan lagi solusi, kata Danny, itu tidak memungkinkan dilakukan karena tidak ada awan.
Karenanya, sumber air baku dalam tanah menjadi salah satu alternatif yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air warga.
“Jadi salah satunya, air reservoir bawah tanah. Sudah ada kabarnya dari teman-teman, sementara disiapkan proposalnya untuk saya minta PDAM eksekusi sumber air,” jelasnya.
Kerja Sama Ahli Geologi
Direktur Utama PDAM Makassar Beni Iskandar pun segera menindaklanjuti instruksi mencari sumber air baku.
"Pak Wali sudah perintahkan kepada PDAM. Baru kami akan inisiasi. Kerjasamanya dengan Geologi Unhas untuk mencari sumber air yang baru,” katanya.
“Mekanisme soal pemboran akan menjadi tanggung jawab PDAM. Begitu perintah walikota ke kami,” Beni Iskandar menambahkan.
Dengan keterbatasan air bersih yang bisa diproduksi saat ini, PDAM Kota Makassar memberlakukan sistem buka tutup dalam melayani pelanggan.
"Jadi pompa on off, kalau sumber baku cukup kita salurkan," ujarnya.
Indogamers.com - Apakah kamu sedang mencari game simulasi untuk dimainkan via Android? Jika iya, game buatan developer lokal atau Indonesia bisa jadi opsi menarik.
Seperti diketahui, industri game di dalam negeri terus berkembang, menghasilkan game-game berkualitas yang tak kalah asik dengan produksi luar negeri.
Maka dari itu, berikut kami sajikan lima game simulasi buatan Indonesia terbaik yang bisa kamu mainkan via HP Android.
Menunggu awan kumulus bisa disemai
Awan memiliki tingkatan untuk menghasilkan hujan salah satunya yaitu awan kumulus. Awan kumulus merupakan jenis awan tebal dan berbentuk memanjang ke atas seperti sebuah bangunan. Kandungan butiran air pada awan ini yaitu butiran es yang sangat dingin dan bersuhu rendah karena ketinggiannya.
TMC sangat ditentukan dengan ketersediaan awan kumulus yang aktif du udara. Dengan begitu, awan jenis inilah yang dijadikan sebagai target penyemaian awan dalam operasi TMC.
"Kita mungkin di minggu kedua November juga bisa kita semai. Kalau sekarang kan masih bersih awannya," kata Amson.
Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) berencana menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk menurunkan hujan. Hal ini menyusul kekeringan yang terus terjadi sebagai dampak dari kemarau panjang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Amson Padolo, mengatakan pihaknya telah mengajukan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menggunakan TMC. Namun untuk saat ini, teknologi tersebut belum memungkinkan diterapkan.
"Kita memang meminta kepada BNPB untuk melakukan TMC pada saat awan kumulus itu sudah bisa disemai," kata Amson saat ditemui di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (10/10/2023).